Pages


Ceramah KH. Helmi Abdul Mubin LC yang sangat mengharukan
Pada awal tahun tahun 90-an beberapa orang yang mengaku dari kedutaan Australia  berkunkung kesebuah pesantren di Indonesia, mereka membawa misi untuk mencari guru-guru agama yang bisa mengajarkan agama di komunitas muslim Australia. Karena ketidaksiapan sumber daya manusia di pesantren itu, mereka pulang dengan tangan hampa.
Kejadian itu membuat kami tersadar bahwa Islam tidak selamanya diajarkan dengan bahasa arab. Islam juga harus disampaikan dengan bahasa dunia dalam hal ini  bahasa inggris. Di Negara-negara maju sana sana banyak orang yang mulai ingin mengenal Islam lebih dalam bahkan di sebagian Negara tersebut sudah terbentuk komunitas muslim meski jumlahnya kurang signifikan. Mereka adalah lading dakwah, mereka adalah gembala yang memerlukan tongkat, mereka adalah musafir yang butuh air.
Dalam pergolakan batin kami bertekad untuk mendirikan lembaga pendidikan Islam yang akan mencetak kader-kader umat penyebar ajaran Islam kepada berbagai bangsa dan Negara sebagaimana Islam diturunkan sebagai rahmatan lilalamien
Alhamdulillah, pada tanggal 21 Juli 1993 M, bertepatan dengan 1 Muharrom 1413 H, Allah SWT mengabulkan do’a kami setelah perjuangan tak kenal lelah dan malu mengetuk hati para donator, pada hari ini pondok pesantren yang kami cita citakan mulai didirikan.
Pondok pesantren Ummul-quro Al Islami, itulah nama yang kami berikan kepada lembaga pendidikan Islam yang baru berumur seumur jagung. Harapan kami semoga dihari nanti pondok ini akan didatangi banyak santri dari berbagai penjuru negeri sebagaimana Ummul-quro Kota Suci Makkah diziarahi jutaan umat manusia dari berbagai Negara dan bangsa.
Syukur kehadirat Allah SWT, setelah tahun proses pembangunan, dua buah bangunan telah berdiri di lahan pondok. Sebuah masjid di tengah-tengah tanah hibah dan sebuah rumah sederhana tepat dihadapannya, tempat kami dan keluarga tinggal.
Itulah bangunan pada tahun pertama berdirinya pondok pesantren, adapun untuk para calon santri kami dirikan dua buah bedeng beralas semen berdinding triplek dan atap dari asbes. Ternyata hanya 20 orang santri yang berminat mondok di ummulquro al Islami.  Kami tidak banyak berharap mengingat kondisi pesantren yang jauh dari memadai. Mudah-mudahan di tahun-tahun yang akan datang santri akan bertambah dan kami tetap yakin suatu saat pesantren ummoulquro al-Islami akan dibanjiri oleh santri dan santriwati.
Tak terasa tahun demi tahun berlalu seiring dengan mulai tumbuh satu demi satu rambut putih di kepala kami. Pesantren ummulquro alIslami akan segera mengeluarkan alumni. Anak-anak putera angkatan pertama yang dahulu sering berlari ke kali cianten baila pesantren kehabisan pasokan air dari cigatet. Simak dang renungkan selanjutnya.

0 comments